Rupiah Perkasa ke Level 14.700 per US$ Imbas Ekspektasi Suku Bunga AS

Rupiah Perkasa ke Level 14.700 per US$ Imbas Ekspektasi Suku Bunga AS Rupiah Perkasa ke Level 14.700 per US$ Imbas Ekspektasi Suku Bunga AS

Nilai tukar rupiah diaktelseif menguat tipis 5 poin ke level Rp 14.831 per dolar AS. Namun, rupiah terus berguncang menguat maka menyentuh level Rp 14.700 per dolar AS pada perdagangan pagi ini. 

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 0,39% ke level Rp 14.777 per dolar AS tenggat pukul 10.30 WIB. Mata uang Asia bergulir bervariasi terhadap dolar AS. Rupiah menguat bersama baht Thailand 0,03%, yuan Cina 0,06%, rupee India 0,18%, dolar Taiwan 0,12%, dolar Singapura 0,04%, lagi yen Jepang 0,05%. Sementara ringgit Malaysia mebopok 0,03%, peso Filipina 0,17%, won Korea Selatan 0,35%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra menilai, rupiah masih berpeluang menguat terhadap dolar AS karena ekspektasi penyandang dana terkait pemangkasan suku bunga acuan AS di akhir tahun. Ekspektasi ini muncul sesudah serangkaian data ekonomi AS menunjukkan pelambatan dan kekhawatiran terhadap krisis perbankan AS. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pula terlihat menunjukkan penurunan.

Namun demikian, meneladan dia, ekspektasi pasar tersebut bisa berpindah-ubah tergantung rilis data ekonomi anyar. Amerika Serikat akan merilis data produk domestik bruto kuartal I 2023 pada malam ini bersama data inflasi klien pada Jumat (28/4). 

"Bila keduanya menunjukkan indikasi penurunan inflasi, dolar AS bisa melemah lagi, membarengi sebaliknya. Rupiah hari ini berpotensi menguat ke arah Rp 14.750, memakai reistance dalam kisaran US$14.950," kata dia. 

Sementara itu, Kepala Analis DCFX Lukman Leong menilai, rupiah menguat didorong oleh permintaan penanam_modal adapun energik dengan surat berharga negara (SBN). Sementara imbal hasil obligasi AS turun tajam hadapan bawah 6.5%. Investor, meneladan dia, doang menantikan data FDI yg diharapakan mau menunjukkan kenaikan yg energik  dengan kuartal I 2023.

"Untuk jangka panjang, penguatan rupiah bisa berada  antara bawah Rp 14.000 per dolar AS, tetapi  itu tergantung penilaian BI apakah itu nilai wajar, selanjutnya mencegah volatilitas, mengutamakan ke konstanan nilai tukar," kata dia.

Adapun rupiah didukung atas harapan peningkatan cadangan devisa yang longgar kedepannya atas surplus perdagangan berkepanjangan. Dolar AS sendiri masih berkonsolidasi menjelang rilis data PDB AS kuartal I 2023.